Chat disini

Perjalanan Waktu

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 24 Mei 2012


H2C

Pengumuman hasil ujian nasional memang selalu membuat para pesertanya menjadi H2C alias Harap – Harap Cemas. Jika perasaan tersebut menggerogoti siswa SMA pada tingkat kronis yang timbul ya efek yang sekarang sedang bermunculan GALAU. Dari kemarin hingga saat ini pelajar kelas XII SMA lagi marak – maraknya menggalau dengan intuisi mereka. Gak di twitter, di facebook semua pasang status GALAU. Yang menjadi pertanyaan adalah apa setahun yang lalu aku juga seperti itu ya? Sepertinya IYA tapi aku yakin nggak separah mereka. Bukanya sombong tapi setahun lalu aku belum punya akun twitter. . .
Setahun yang lalu aku jaga merasakan sensasi adem panas menanti hasil pengumuan itu. Pas jaman ku doeloe, waktu hari H pengumuman malah siswa kelas XII gak boleh ada datang ke sekolah dan diharapkan menunggu pengumuman dari rumah masing – masing. Satu hari sebelum pengumuman diberitahukan lewat pesan singkat isinya sadis banet, kata – kata ini “jika tidak lulus maka pihak berwajib akan mendatangi rumah anda, jangan kemana – mana sebelum pukul 12.00”  terasa sangat menusuk bagi siapapun yang sedang menunggu hasil UAN.  Setidaknya seperti itulah yang aku rasakan, rasanya campur aduk nggak karuan. Disatu sisi aku sangat penasaran dengan nilaiku, disisi lain aku takut jika ternyata aku tidak lulus dalam ujian itu. Saat itu satu hari bagaikan satu tahun, dan parahnya setelah dapat kepastian bahwa semua siswa di sekolah ku LULUS 100% aku malah tambah panik lagi karena TAKUT nilai ujian ku tidak memuaskan. Aku tidak tahu apa hanya aku yang merasakan seperti itu atau semua siswa SMA yang sedang menanti hasil nilai ujianya juga merasakan hal yang sama seperti ku. Tak ada hal lain yang perlu dilakukan jika sudah seperti itu, percayalah bahwa kamu telah melakukan yang terbaik dan akan mendapat hasil yang terbaik pula jadi gak usah GALAU ya bagi yang sedang dalam masa penantian.
Pamer SKHUN
Narsiz Bareng D.I.D



Coret - Coret Baju

Narsiz with P

Foto – foto ini diambil setelah pembagian SKHUN, dan saat – saat seperti ini adalah saat yang tak kan mungkin terlupakan. Aku bisa merasakan betapa bahagianya kami saat itu, mungkin satu – satunya perpisahan yang membahagiakan adalah saat itu, saat dimana kami tidak menyadari bahwa acara coret – coret baju waktu itu sejatinya adalah perpisahan bagi kami. Dan mungkin hanya sebagian kecil yang menyadari bahwa coretan tangan yang tertinggal dibaju itu adalah jejak kenangna yang akan tertinggal untuk masa SMA kami. Setelah puas coret – coret baju kemudian pulang dan kami  tidak pernah tahu kapan kami dapat bertemu kembali. Saat itu aku menyadari satu hal, hari itu adalah hari terakhir kalinya kami padat bertemu dan memandang satu sam lain dengan seragam kebanggaan kami anak SMA, abu – abu putih. Setelah hari itu kami tak pernah lagi bertemu dengan mengenakan seragam ala anak SMA lagi.
PENA punya agenda tersendiri untuk merayakan kelulusan kami. Jika kebanyakan pelajar memilih untuk pawai dan arak – arakn keliling kota, kami lebih memilih untuk menikmati masa SMA terakhir kami di KANTIN sekolah. Satu hari sebelum pengumuman kami membuat sebuah perjanjian, siapapun yang mendapatkan nilai paling tinggi diantara kami berempat harus bersedia melakukan syukuran hari itu juga. Sebenarnya ini adalah salah satu alasan agar kami bisa lebih lama bersama, disisi lain ini adalah kesempatan untuk bisa mendapatkan makanan dengan gratis. Dan yang sukses menjadi korban saat itu tak lain adalah aku sendiri, nilai ku tak beda jauh dari mereka dan aku juga yang harus menanggung keganasan perut mereka. Makanan yang paling popular di sekolah waktu itu adalah gado – gado, dan satu – satunya penjual gado – gado ada disebrang jalan. Tanpa pikir panjang kami berjalan menuju seberang jalan tapi jalan menuju seberang tidak semulus yang diharapkan. Baru sampai didepan gerbang sekolah kami langsung disambut dengan pawai dari pelajar gabungan beberapa sekolah. Puluhan motor berhenti didepan gerbang sekolah kami dan mengajak rebut dengan pelajar dari sekolah kami. Mereka berbicara dengan sangat kasar dan berbuat anarkis, sejujurnya aku sangat takut melihat adegan yang biasanya hanya aku lihat lewat berita – berita di TV. Sedikit saja kami melakukan tidakan yang salah, tawuran antar pelajar yang terjadi. Untungnya disana penjaga sekolah sudah berjaga dan mengantisipasi hal itu, karena kabar kerusuhan mereka sudah terdengar sebelumnya. Dengan sedikit bantuan polisi mereka dapat diusur dengan satu kali bentakan, dengan todongan pistol tetunya. Disaat kisruh seperti itu, mungkin akan lebih baik jika kami bersembunyi, tapi N dan A memilih untuk mengabadikannya, mereka merekam kejadian langka itu. Memang sedikit beresiko, jika mereka tersinggung HP yang mereka pegang disa saja dihancurkan denga sekali banting, tapi N bilang sayang jika dilewatkan, A justru lebih parah dia bilang uji nyali memacu adrenalin. Dan yang paling paranoid diantara kami adalah P, sepertinya P sangat ketakutan, dia tidak berani menamoakan diri bahkan setelah pawai itu menjauh dia masih belum berani mendekati gerbang sekolah.  Tapi ketakutan P akan meleleh dalam sepiring gado – gado. Setakut apapun P, dia tidak akan mungkin melewatkan kesmpatan ini.
Tak peduli seberapa krisisnya duniaku , sekering apapun kantong ku saat itu perjanjian tak kan dapat dilanggar. Aku tetap harus menjadi keganasan perut mereka. tapi aku bahagia bisa menghabiskan waktu ku untuk berlama – lama dengan mereka.
separador

0 komentar:

Posting Komentar

Followers